Simulasi Pilkada Samosir, Massa Pendukung Paslon Rampok Kotak Suara

Sumut24 Dilihat
banner 468x60

SAMOSIR, sln70-news.com – Polres Samosir gelar simulasi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Samosir di halaman Polsek Pangururan.

banner 336x280

Hadir Kapolres AKBP M Saleh SIK, MM, Kajari, KPU, BAWASLU Samosir, Kamis (27/8/2020). Acara demi acara berjalan dengan baik di saat simulasi Pilkada yang dipandu Kabag Ops Kompol Bernard Naibaho.

Sebelum pemilu, massa mengeruduk kantor KPUD untuk meminta pertanggung jawaban atas kinerja termasuk anggaran biaya Pilkada. Hal itu terjadi ketika calon Bupati yang diusung massa mengalami kekalahan suara dari calon lain.
Diibaratkan terjadi Kamis 10 Desember 2020, komisioner KPUD mengumumkan hasil pemungutan suara hasil Pilkada Samosir.

Namun, berdasarkan laporan intelijen massa pendukung Paslon tidak puas dari hasil pemungutan suara mengakibatkan massa berunjuk rasa.

Selanjutnya Kapolres mengambil tindakan dan memberi pengarahan sebagai pengamanan. Pleton Dalmas dan Pleton Negosiator berjaga di depan Kantor KPUD Samosir.

Selang beberapa waktu massa memasuki halaman kantor KPU membawa selebaran. Termasuk kaum ibu, ikut menyuarakan aspirasi untuk memperjuangkan calonnya.

BACA JUGA:  Ombudsman Terima Banyak Pengaduan Orangtua Murid Terkait PPDB Sumut

Sembari massa melakukan orasi, kemudian Tim negoisasi Polres memberi imbauan agar tetap tertib memberikan orasinya. Namun, massa meminta Komisioner KPUD Samosir hadir menemui massa.

Ketua KPUD yang dikawal Polres, keluar menemui massa menyampaikan keterangan, melaporkan hasil suara Pilkada 2020. Ketika menyampaikan laporan, massa mulai marah karena merasa suara Paslon yang didukung tidak sesuai yang diharapkan. Sehingga terpancing dan muai terprovokasi hingga merusak Kantor KPUD Samosir.

Tim negosiator Polres kembali menenangkan massa sembari mengimbau tetap tenang dan menerima hasil pemungutan suara serta menggugat ke jalur hukum (Mahkama) sesuai aturan berlaku. Massa tetap anarkis dan semakin merapat sehingga massa merusak kantor KPUD.

Bahkan massa semakin bertambah membuat jajaran Polres semakin kewalahan membuat TNI turun tangan. Disaat itu Sat Lantas Polres Samosir langsung rekayasa lalu lintas menjaga hal yang tidak diingin masyarakat lewat KPUD.

BACA JUGA:  2 Pengunjuk Rasa Tolak UU Ciptaker di Labuhanbatu Jadi Tersangka

Kemudia massa tidak mengindahkan negosiator polisi, dan akhirnya polisi mencoba membubarkan massa dengan menembakkan gas air mata. Situasi tetap memanas, adu dorong pun terjadi dibantu tembakan water canon, sehingga massa pun mundur.

Walaupun mundur, massa yang tersisa tetap melempari polisi dengan bom mollotop. Apalagi provikator yang berada di barisan massa terus memprovokasi sambil menyalakan api.

Polisi langsung menangkap provokator dan pelaku anarkis diseret. Namun, massa aksi berusaha menggagalkan provokator, namun tetap dibawa paksa ke Markas Polres Samosir.

Amarah massa tak dapat terbendung, situasi pun semakin memanas. Kapolres akhirnya melapor ke Polda Sumut dengan memerintahkan segera diambil penindakan terhadap huru-hara.

Kompi Brimob turun melakukan lintas ganti di depan Kantor KPUD dan diperhadapkan situasi yang semakin anarkis. Komi Brimob selanjutnya membubarkan massa dan menakap paksa provokator dan aktor pada kejadian anarkis itu, massa pun membubarkan diri pada Simulasi Pengamanan Pilkada Samosir 2020 tersebut.

sumber: metrorakyat.com

banner 336x280