JAKARTA, sln70-news.com – Indonesia bakal memiliki maskapai baru bikinan dari Lion Air. Di sisi lain, maskapai berlogo singa merah ini sedang bingung membayar denda ratusan miliar rupiah.
Merangkum artikel detikcom, pengamat penerbangan Gerry Soejatman baru-baru ini mengunggah pernyataan di Twitter yang memberitahu akan adanya maskapai baru oleh Lion Air. Bahkan, nama maskapai baru itu pun sudah bocor.
Lion Air Group akan menamai maskapai barunya Super Air Jet. Unggahan Gerry soal maskapai baru ini juga melampirkan livery pesawat yang didominasi warna putih dan tulisan ‘SUPER AIR JET’ besar di badan kapalnya.
Tulisan itu berwarna merah dengan simbol bintang di atas huruf ‘i’-nya. Ada pula gambar pesawat dengan ekor memanjang.
Mesin pesawat dan wing tip-nya juga diberi kelir merah. Gerry menyebut bahwa itu adalah pesawat jenis Airbus A320. Dan, unggahan terbaru menyebut adanya jenis pesawat dari Boeing 737.
detikcom berusaha menghubungi pihak Lion Air terkait cuitan Gerry tersebut. Namun, mereka enggan buka suara.
“Maaf nggak bisa komentar,” ujar Presiden Direktur Lion Air Group Edward Sirait kepada detikcom.
Maskapai baru ini kabarnya diusulkan oleh Rusdi Kirana, pendiri Lion Air. Baru-baru ini, seorang narasumber yang enggan disebut namanya membocorkan rencana tersebut kepada Bloomberg, Rabu (30/9).
Kementerian Perhubungan mengamini adanya surat permohonan atas pembentukan maskapai baru. Namun, regulator belum mau mengabarkan lebih detail terkait hal ini.
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Budi Prayitno, membenarkan adanya permohonan atas Penerbitan Sertifikat Operator Penerbangan baru.
Lion Air digugat lessor pesawat
Sebelumnya, Lion Air sendiri baru saja digoyang gugatan utang di Inggris. Bos Lion Air, Edward Sirait blak-blakan soal gugatan utang perusahaannya. Ia mengaku kebingungan bagaimana cara membayar tunggakan biaya sewa pesawat dari Goshawk Aviation Ltd tersebut.
Edward mengaku pihaknya terpaksa menunggak sewa pesawat. Alasannya karena armada yang dimiliki tak bisa diterbangkan, sehingga perusahaan tak bisa mendapatkan pemasukan. Pandemi Corona menurutnya jadi biang kerok pihaknya tak bisa menerbangkan pesawat.
“Nah ini kan karena kita pesawat nggak terbang, kan karena pandemi, pesawat kita jadi nggak bisa terbang, maka kita nunggak. Mereka (Goshawk) tetap bilang ini perjanjiannya harus dibayar, kami bilang kalau harus bayar, mau bayar pakai apa? Orang pesawatnya nggak nyari duit,” ungkap Edward kepada detikcom, Rabu malam (23/9)
Meski begitu, Edward bercerita, sebetulnya Lion Air sudah mencoba berkomunikasi dengan pihak penyewa pesawat. Namun, negosiasi yang diupayakan ditolak, dan Goshawk malah menempuh jalur hukum.
“Meski begitu kita sebelumnya sudah mau ajak mereka bicara untuk jalan keluarnya. Cuma mereka tetap ajukan ke pengadilan,” ungkap Edward.
Seperti diketahui, dilansir dari situs Law360, perusahaan penyewa pesawat Goshawk Aviation, telah menggugat Lion Air pada pengadilan litigasi di London, Inggris.
Mereka menuntut Lion Air membayar USD 12,8 juta (£ 10 juta) atau sekitar Rp 189 miliar (dalam kurs Rp 14.800). Lion Air disebut berutang untuk biaya sewa tujuh pesawat Boeing 737.
Lalu, di kelas manakah Super Air Jet dari Lion Air akan bermain, LCC atau full service? Dan, rute mana saja dan seperti apa yang akan diambil maskapai baru ini bila nanti beroperasi?
sumber: travel.detik.com