MEDAN, sln70-news.com – Walikota Medan, Muhammad Bobby Afif Nasution,SE.,MM menyampaikan perkembangan covid-19 di Kota Medan kepada Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Prof.Dr.Muhadjir Effendy,M.A.P di Aula PRSU, Sabtu (1/05).
Melalui forum dialog yang juga dihadiri oleh Wakil Wali Kota Medan, H. Aulia Rachman,SE, Kapolrestabes Medan, Kombes Pol Riko Sunarko, Dandim 0201/BS, Kolonel Inf Agus Setiandar,S.I.P, Sekda Kota Medan, Ir. Wiriya Alrahman MM, para pimpinan OPD dan Camat ini, Wali Kota Medan menjelaskan bahwa saat ini jumlah terkonfirmasi positif covid-19 di Kota Medan mencapai 15.320 orang dengan jumlah korban yang meninggal sebanyak 501 orang sedangkan yang sembuh mencapai 14.162 orang.
Karena itulah saat ini Pemko Medan memutuskan untuk menerapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Mikro di Kota Medan berdasarkan instruksi dari Gubernur Sumatera Utara.
“Kami telah sepakat mengikuti instruksi dari Gubernur, menggunakan indikator setiap 10 rumah dalam satu lingkungan yang terpapar covid-19 baru dikatakan zona merah, sedangkan untuk zona orange jumlah tepapar mencapai 7-10, dan zona kuning jumlah yang terpapar mencapai 1-6, itu warna pemetaan untuk kota Medan.”sebut Wali Kota Medan.
Berdasarkan dari pemetaan dan data yang ada saat ini, maka kondisi kota Medan sebut Wali Kota Medan sudah berada di zona kuning.
“Zona kuning ini kita tentukan apabila kita melihat jumlah masyarakat yang terpapar covid-19 di hitung dari jumlah rumah di setiap lingkungan.”kata Wali Kota Medan.
Sementara itu Plt Kepala Dinas Kesehatan Kota Medan,dr. Syamsul Arifin Nasution menambahkan kendala yang dihadapi saat ini ialah masih banyaknya masyarakat yang menolak untuk dilakukan 3T (Tracing, Testing, Treatment).
“Terkadang keluarga pasien masih ada yang menolak dilakukan 3T, walaupun sudah kita kirim tim namun masih ditolak oleh keluarga pasien.”jelas Syamsul sembari mengatakan saat ini dikota Medan sudah banyak Lab yang dapat melakukan PCR.
Usai mendengarkan penjelasan tersebut, Menko PMK Muhadjir Effendy mengatakan Kota Medan merupakan salah satu daerah yang mendapat perhatian khusus dari Pemerintah Pusat dalam kaitanya dengan covid-19 karena tingkat kasusnya yang relatif tinggi. Bahkan Muhadjir menambahkan yang saat ini harus diwaspadai ialah masuknya pekerja migran dari luar negeri yang pulang kampung ke Kota Medan.
“Para pekerja ini sebagian landingnya di kota Medan dan juga lewat laut melalui pelabuhan Belawan, ini harus betul-betul mendapat perhatian dari Pemko Medan.”kata Muhadjir.
Muhadjir Effendy juga sependapat dengan yang disampaikan Plt Kadis Kesehatan Kota Medan terkait banyaknya penolakan dari masyarakat untuk dilakukan 3T dan kejadian tersebut terjadi di banyak wilayah di Indonesia.
Karenanya Muhadjir Effendy menyarankan agar ketika tenaga tracing turun ke lapangan harus didampingi oleh kepala lingkungan, bhabinkamtibmas, dan babinsa guna memastikan masyarakat mau untuk dilakukan 3T.
“Konsekuensinya kalau sampai masyarakat tidak mau dilakukan 3T padahal positif itu yang berbahaya, dan setiap ada kasus positif harus segera di karantina terbatas kemudian di pilih siapa yang tidak bergejala dijadikan satu kelompok sedangkan yang memiliki gejala bahkan sakit parah harus segera dirawat.”sebut Muhadjir Effendy.
Disamping itu Muhadjir Effendy juga mengingatkan Pemko Medan untuk mewaspadai dan mengantisipasi adanya varian baru virus covid-19 yang masuk ke Kota Medan. Sebab menurutnya saat ini ada tiga varian yang sudah berkembang diantaranya varian dari Inggris, India, dan Afrika.
“Ini jangan main-main mohon dicermati terutama varian dari India yang sangat ganas, kita harus betul-betul membendung jangan sampai masuk ke Indonesia khususnya kota Medan,” pesannya mengingatkan. (Wiku)